Jumat, 01 November 2019

Mengulas Novel Surat Kecil untuk Tuhan

Wawan Setiawan Tirta
Ulasan biasa dilakukan atas suatu karya disekitar kita sebagai umpan balik dari rasa kritis kita terhadap hal tersebut. Teks ulasan memiliki struktur (bertata organisasi khusus), yaitu orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman. Orientasi merupakan gambaran umum atas bahan atau karya sastra yang akan diulas. Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya yang diulas. Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan produksi. Pada bagian rangkuman penulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya tersebut.

Untuk membuat ulasan sebuah karya sastra yang pertama kali dilakukan adalah persiapan dengan cara memilih jenis karya sastra yang akan diulas. Pada tulisan ini yang diulasadalah novel berjudul Surat Kecil untuk Tuhan. Selanjutnya memulai mengulas karya sastra tersebut dengan membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. buatlah ringkasan secara garis besar isi novel tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menilai novel tersebut dengan menampilkan kekurangan dan kelebihannya, serta mengulas manfaat novel tersebut bagi pembaca. Berikut ini contoh ulasan novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar.

Struktur Teks Ulasan Novel “Surat Kecil untuk Tuhan”
Struktur TeksKalimat
OrientasiSurat Kecil untuk Tuhan merupakan salah satu judul hasil karya sastra Agnes Danovar, yang berupa novel. Novel ini mengisahkan ulang cerita pilu seorang gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika. Ia terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdosmiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak. Keke sendiri merupakan pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi terkena penyakit tersebut. Hal ini yang menjadikan kisahnya sangat menggugah.
TafsiranNovel ini menceritakan Keke, seorang gadis yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki yang bernama Chika dan Kiki, orang tua yang sangat menyayanginya walau sudah bercerai, dan juga Pak Yus, ajudan sang Ayah. Selain itu Keke juga dikelilingi enam sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya, yaitu Andy.

Pada tahun 2003 kanker Rhabdomyosarcoma menghinggapinya, Keke merupakan pengidap pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi "monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktivitas seperti sedia kala.

Setahun kemudian yaitu pada tahun 2004, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Meskipun sudah ditolak di rumah sakit mana-mana, ayah Keke tidak pernah sekali pun menyerah untuk menyembuhkan anaknya. Meskipun ratusan dokter memprediksi bahwa hidup Keke tidak akan lebih dari tiga bulan, Keke berhasil bertahan untuk lebih dari setahun. Meskipun pada akhirnya, Keke harus menerima kenyataan bahwa ia memang tidak dapat disembuhkan karena kanker itu sudah terlalu menyebar. Keke meninggal dunia pada tanggal 25 Desember 2006
EvaluasiKelebihan dari novel karya Agnes Danovar ini adalah dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan. Kelebihan lainnya adalah ini adalah kisah yang diangkat dari kehidupan nyata dan sangat menyentuh. Novel ini juga mengajarkan kita agar ikhlas dan tabah menerima cobaan dari Allah dan yakin setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya.

Namun sayangnya masih ada penulisan yang salah dan juga ada penulisan yang kurang menarik dan sulit dimengerti. Sedangkan kelemahan yang dimiliki novel ini, di antaranya kata-kata penulis yang kadang membuat pembaca berimajinasi lain dalam menafsirkan kata-kata kiasan penulis.
RangkumanTetapi, dengan mengesampingkan kekurangan novel tersebut, cerpen ini yang mengajarkan kita tentang arti kehidupan yang sebenarnya.  Dalam menghadapi sebuah cobaan seberat apapun itu, kita harus tetap berusaha untuk bangkit dan tak menyerah.

Tema Novel “Surat Kecil untuk Tuhan”
Perjuangan hidup seorang gadis remaja melawan penyakit yang menggerogoti hidupnya.

Plot
  • Pengenalan . Keke adalah seorang anak yang cantik dan pandai, ia aktif dalam berbagai ekstrakulikuler di sekolah. Dia memiliki banyak teman dan memiliki keluarga yang sangat bahagia meskipun ayah dan ibunya sudah bercerai. Dia memiliki penyakit kanker ganas. Namun dia tetap tabah dan bahagia menjalani hidupnya.
  • Pemunculan Konflik. Berawal dari sakit mata yang dialami kak Kiki. Lalu Keke pun sakit mata. Dan ia hanya menyangka bahwa ia juga tertular. Namun ternyata mata Keke semakin membesar. Dan setelah diperiksa ternyata dia menderita kanker ganas.
  • Konflik Memuncak. Lama kelamaan penyakit itu semakin ganas dan melemahkan tubuh Keke. Namun ayahnya tetap berusaha mencari pengobatan terbaik untuk Keke. Dan akhirnya Keke dipertemukan dengan seorang profesor yang hebat. Keke diobati dengan cara kemoterapi. Cara ini berhasil, meski Keke harus merasakan sakit dan rambutnya rontok luar biasa.
  • Penurunan Konflik. Akhirnya kanker itu hilang. Namun kanker itu datang lagi. Dan ayah Keke tetap berusaha untuk menyembuhkannya. Keke pun berusaha untuk tetap ceria agar orang-orang yang dia cintai tidak merasakan kesedihan.
  • Penyelesaian. Setelah berusaha semaksimal mungkin, dan hasilnya pun menyedihkan. Dengan hati yang berat ayah Keke mulai merelakan jika Keke harus pergi. Setelah beberapa hari koma di rumah sakit, Keke sempat terbangun untuk mengucapkan kata terakhirnya. Dan setelah itu dia tertidur lagi untuk selamanya. Dan tak lama harum bunga melati tercium diruangan rumah sakit yang Keke tempati.

Penokohan
Dalam menggambarkan sosok tokoh dan watak tokohnya, pengarang menggunakan teknik dramatik. Tokoh-tokoh dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.
  • Tokoh utama yaitu Gita Sesa Wanda Cantika (Keke), berwatak kuat, dewasa, jujur, dan pintar. 
  • Tokoh tambahan yaitu Pak Jody, berwatak pantang menyerah, bijaksana, dan penuh kasih sayang. Chika dan Kiki (Kakak Keke), bertanggung jawab, peduli pada keluarga, serta sangat dewasa. Andi, berwatak setia, perhatian. Sahabat Keke (Fadha, Idha, Shifa, Maya, Andini, dan Adhinda), setia, mau menerima Keke dalam keadaan apa pun. Pak Iyus, berwatak setia dan lucu, dan Prof. Mukhlis, sosok yang ramah, pantang menyerah.

Sudut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Pada novel tersebut menggunakan sudut pandang orang pertama “aku”.

Alur
Struktur alur mengikuti alur maju yaitu peristiwa diceritakan dari awal- tengah-akhir, secara berurutan mulai dari permulaan, pertikaian atau konflik, perumitan, puncak, peleraian dan akhir.

Latar
Latar pada novel tersebut dibedakan atas tiga, yaitu tempat, waktu, dan sosial.
  • Latar tempat: Secara keseluruhan, latar tempat terjadi di Jakarta, khususnya Jakarta Barat. Namun terdapat juga latar tempat di luar kota Jakarta, seperti di Banten dan di Bandung, bahkan di luar negeri, yaitu Singapura dan Prancis.
  • Latar waktu: Peristiwa yang diceritakan terjadi pada sekitar tahun 2003 sampai tahun 2006.
  • Latar sosial: Peristiwa terjadi di kalangan masyarakat kelas menengah ke atas.

Amanat
Amanat yang disampaikan kepada pembaca berisi tentang bagaimana seseorang harus menghadapi, menjalani, dan memperjuangkan hidupnya. Melalui novel ini, diingatkan kepada pembaca bahwa kehidupan di dunia ini tidak ada yang abadi, cepat atau lambat orang akan kembali kepada-Nya. Oleh sebab itu, setiap detik kehidupan yang sangat berharga ini harus bisa di manfaatkan sebaik mungkin demi kebaikan sendiri maupun sesama.